Pentingnya Mensinergikan Tiga Kecerdasan (IQ, EQ, dan SQ) dalam Meningkatkan Keberhasilan Siswa dalam Belajar

 Oleh : Moh. Usman Kurniawan, M.Pd

Selama beberapa dekade, manusia selalu dininabobokkan oleh paradigma kecerdasan intelektual (IQ) semata untuk mengukur prestasi. Paradigma ini menyatakan bahwa, semakin tinggi prestasi akademik siswa, maka siswa tersebut memiliki IQ tinggi dan disebut orang pintar, akan tetapi sebaliknya jika rendah prestasi akadmeiknya maka bisa dikatakan rendah IQ-nya dan sekaligus dicap sebagai orang bodoh (Sukidi, 2004). Seiring dengan berjalannya waktu, asumsi ini mulai bergeser pada tahun 1995 ketika Goleman mempublikasikan hasil penelitiannya tentang Emotional Intelligence yang menyimpulkan bahwa kecerdasan intelektual hanya memberikan kontribusi setinggi-tingginya 20% terhadap keberhasilan seseorang, sedangkan sisanya yaitu 80% dipengaruhi oleh kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa kontribusi kecerdasan intelektual terhadap keberhasilan hanya antara 5-10%.

Pentingnya kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dalam menunjang keberhasilan seseorang telah banyak dikemukakan para ahli. Goleman (1999) menegaskan, dengan mengoptimalkan pengelolaan kecerdasan emosional akan menghasilkan empat domain kompetensi yang sangat efektif yaitu, kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan pengelolaan relasi.

Peran kecerdasan spiritual sangat penting dalam mengajak dan membimbing seseorang menjadi the genuine self, yang original dan autentik menuju kebenaran yang hakiki melalui pendekatan vertikal kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta pendekatan horizontal, yaitu mendidik hati siswa ke dalam budi pekerti yang baik, bijaksana, arif dan jujur. Dengan perpaduan kedua  jaringan komunikasi ini akan mampu menghasilkan kualitas pembelajaran yang sejuk sehingga menghasilkan sosok siswa yang dicintai, dipercaya, berkepribadian dan amanah.

Melihat dari pendapat di atas tentang pentingnya kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ), maka kedua kecerdasan tersebut harus di include dalam sistem pendidikan formal ataupun pandidikan nonformal. Salah satu pendidikan non formal yang mensinergikan 3 kecerdasan (IQ, EQ, dan SQ) adalah Lembaga bimbingan belajar sony sugema college (LBB SSC).

Salah satu kegiatan yang selalu diadakan oleh LBB SCC yaitu Motivation camp yang kegiatannya meliputi :

IQ :  (pembahasan soal dengan cara cepat dan tepat)

EQ : (pemberian motivasi dan tips sukses kepada siswa)

SQ : (shalat tahajjud dan doa bersama)

Dan paginya dilanjutkan dengan outbond. Kegiatan outbond ini diadakan guna melatih otak agar terus bergerak dalam melaksanakan kegiatan. Muhammad (2006: 44) mengatakan bahwa di dalam kegiatan outbond terdapat, unsur-unsur pengembangan kreativitas, komunikasi, mendengarkan efektif, kerjasama, motivasi diri, kompetisi, problem solving dan percaya diri. 

Secara spesifik, cara khas LBB SSC dalam mengembangkan atau mengoptimalkan kecerdasan siswa, yaitu mensinergikan 3 kekuatan yang meliputi : IQ, EQ, dan SQ

1.      Pengembangan IQ (Layanan Akademik SSC)

1)      Powerful Reading   6)  Klinik Bidang Studi

2)      Teknik menghafal   7)  Cafe Genius

3)      Melatih kreatifitas  8)  Rahasia mendapat nilai 100

4)      Road To Success     9)  Teknik mencatat & mengingat kembali

5)      Club PESAT           10) Strategi menjadi siswa SUPER

6)      Club PENALTI

2.      Pengembangan EQ dan SQ (Layanan Kesiswaan SSC)

1)      Outbond                              4)  Studi Tour

2)      Spiritual Power                   5)  Doa Bersama

3)      Tour De Campus

DAFTAR PUSTAKA

Golemen, D. 1999. “Kecerdasan Emosional untuk Mencapai Puncak Prestasi. Terjemahan oleh Alex Tri Kartjono Widodo”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Muhammad, A. (2006). The Power Of Outbond Training. Yogyakarta : Ihdina

Sukidi. 2004. “Kecerdasan Spiritual : Mengapa SQ Lebih Penting daripada IQ dan EQ”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Buklet LBB SSC. 2015.